Dinas Kebudayaan Kepri Gelar Workshop Kebudayaan Dalam Islam Nusantara
Tanjungpinang (GMTV) – Workshop Kebudayaan Dalam Islam Nusantara dibuka oleh Gubernur Kepulauan Riau yang diwakili Juramadi Esram Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau pada Senin (29/9/2025). Acara ini dihadiri oleh akademisi, budayawan, tokoh agama, mahasiswa, guru, Lembaga Adat Melayu, komunitas serta perwakilan masyarakat yang peduli terhadap pelestarian nilai-nilai Islam Nusantara.
Workshop tersebut menjadi ruang dialog untuk memperkuat pemahaman bahwa Islam Nusantara bukan hanya ajaran agama, tetapi juga telah membentuk peradaban, tradisi, seni, hingga adat istiadat di masyarakat Melayu Kepri.
Pejabat teknis kegiatan M. Naziransyah menyampaikan bahwa pentingnya menjaga budaya sebagai identitas bangsa budaya melayu, dengan nilai Islam telah membentuk wadah islam Nusantara yang ramah bergerak dan berkarakter kuat pada tradisi lokal, namun seiring derasnya arus globalisasi sebagian warisan budaya mulai terpinggirkan.
“Workshop ini bertujuan untuk menjaga, mengemakan dan melestarikan khasanah budaya di Kepulauan Riau, melestarikan warisan budaya dalam nuangsa lokal, meningkatkan pemahaman kebudayaan islam di Nusantara, membina sumber daya manusia, lembaga dan pranata kebudayaan”, Ujarnya.
Workshop ini menjadi ruang diskusi dan edukasi untuk memperkuat Kembali identitas budaya dalam Islam nusantara.
Juramadi Esram menyampaikan bahwa Islam datang ke Nusantara melalui jalur budaya yang damai dan penuh kearifan, Islam Nusantara adalah islam yang berkembang di Nusantara saat ini.
“Kepri merupakan salah satu pintu masuk penting Islam di Nusantara. Melalui jalur perdagangan dan dakwah para ulama, Islam tumbuh menyatu dengan budaya lokal, hingga lahir identitas khas Islam Nusantara yang penuh nilai toleransi dan kearifan lokal,” ujarnya.
Kegiatan workshop ini dilaksanakan selama 2 hari, mulai tanggal 29 s.d 30 Septemer 2025, bertempat di Gedung LAM Provinsi Kepulauan Riau.

Narasumber berasal dari kalangan akademisi, tokoh agama dan Lembaga Adat Melayu, Syeh Imron Efendi Hasibuan (Budayawan), Dr. Drs. Almahfuz, M.Si (LAM), Dr. Rendra Setyadiharja, S.Sos.,M.IP (Akademisi) serta Ir. Zubad (Tokoh Agama). Narasumber ini akan memaparkan tentang sejarah penyebaran Islam, tunjuk ajar melayu, kebudayaan islam dan melayu, tradisi keagamaan, asal usul orang melayu hingga relevansinya dalam membangun karakter bangsa.
Workshop ini diharapkan menjadi momentum penguatan identitas Islam Nusantara di Kepulauan Riau, sekaligus membuka jalan bagi upaya pelestarian warisan budaya yang sarat nilai religius.
Dr. Drs. Almahfuz, M.Si menyampaikan bahwa Tunjuk Ajar Melayu, Tunjuk Ajar Melayu Sebagai Jati diri dalam Kehidupan Orang Melayu.
“Menelusuri harmoni antara nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dalam membentuk karakter masyarakat Melayu, Tunjuk Ajar merupakan petuah, petunjuk, nasihat, amanah,pengajaran dan contoh teladan yangbermanfaat bagi kehidupan manusia”, ungkapnya.
Dr. Rendra Setyadiharja, S.Sos.,M.IP menyampaikan bahwa budaya Islam Nusantara lahir dari perpaduan ajaran Islam dengan tradisi suku bangsa tertentu, misalnya Melayu (adat, bahasa, kesenian). Integrasi ini tercermin dalam motto adat bersendi syarak dan praktik sosial sehari-hari.
Nilai-nilai adat Melayu seperti marwah (kehormatan), malu, dan musyawarah selaras dengan ajaran Islam dan membentuk karakter Masyarakat.
Kerajaan-kerajaan Islam Melayu (Pasai, Malaka, Aceh, Siak, dsb.) memainkan peran penting penyebaran Islam dan pembentukan kebudayaan Islam Nusantara. Mereka mewariskan sastra, hukum, dan seni Islam yang menjadi fondasi Melayu-Islam.
“Tantangan modern (globalisasi, arus budaya asing) perlu dihadapi dengan revitalisasi budaya: menghidupkan kembali bahasa, tradisi, dan nilai lokal berlandaskan Islam. Pemahaman komprehensif terhadap warisan sejarah dan budaya Islam Nusantara akan memperkuat identitas dan ketahanan masyarakat Melayu Islami”, ungkapnya
Ir. Zubad menyampaikan asal usul orang melayu, Dimana rumpun Melayu (Detro Melayu) yang datang ke nusantara sekitar 500 SM yaitu suku – suku antara lain Suku Jawa, Suku Bugis, Suku Sunda, Suku Melayu itu sendiri yang secara garis besar dari ras yang sama yaitu Austronesia.
“Penyebaran dimulai dari Tiongkok meskipun dari rumpun yang sama suku – suku tersebut memiliki beberapa perbedaan budaya dan bahasa lokal yang khas. Yang termasuk dalam rumpun suku bangsa melayu yaitu Melayu Riau, Melayu Palembang, Melayu Jambi, Malaysia, Brunai, Singapura, dan Melayu pedalaman di Kalimantan Barat”, ungkapnya
Proto Melayu (Melayu Tua) datang ke wilayah nusantara seperti ke pulau Sulawesi, Lombok, Kalimantan dan Sumatera. Sementara Detro Melayu (Melayu Muda) datang di zaman logam sekitar abad ke 5 SM dan termasuk kedalam rumpun yang lebih luas. Penyebarannya pulau Jawa, pulau Madura, pulau Bali yang kemudian menjadi komunitas suku tersendiri.
Sementara itu Syeh Imron Efendi Hasibuan menyampaikan bahwa bertarekat di Islam Nusantara penting untuk memurnikan hati dari penyakit batin, membimbing umat dalam memahami dan mengamalkan Islam secara komprehensif, serta mendekatkan diri kepada Allah melalui metode dzikir yang terstruktur di bawah bimbingan mursyid (guru) yang mumpuni.
Dengan adanya workshop ini, Kepulauan Riau meneguhkan diri sebagai salah satu pusat perkembangan Islam Nusantara yang kaya dengan tradisi, nilai kebersamaan, dan semangat perdamaian.(red)
